Ruang Pelayanan Internet
Terdapat 25 Unit Komputer untuk digunakan pengunjung dalam mengakses internet secara gratis
Monday, 1 September 2014
Monday, 12 May 2014
Semangat Membangun Perpustakaan & Kearsipan
Monday, May 12, 2014
No comments
suasana rapat koordinasi |
Kepala BPKD Prov.Kalbar (tengah) |
Dalam sambutan awal Marsianus mengatakan pertemuan rapat yang diadakan hari ini dapat terus dilaksanakan agar dapat menjalin silaturahim antar badan perpustakaan dan arsip. Dia menambahkan, tugas perpustakaan dan kearsipan merupakan hal penting bagi republik Indonesia.
"Membangun perpustakaan hasilnya dapat dilihat sepuluh tahun yang akan datang dan menjaga arsip akan menyelamatkan republik ini," ungkapnya
Friday, 2 May 2014
E-Book : Buku Informasi Taman Nasional Betung Kerihun
Friday, May 02, 2014
No comments
Sebagai salah satu objek wisata dan kawasan konservasi potensial di Indonesia, perlu diketahui tentang Informasi TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menyusun buku tentang informasi seputar Taman Nasional Betung Kerihun. Buku yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Departemen Kehutanan Republik Indonesia, yang kemudian di Digitalisasi oleh Unit Pelayanan Perpustakaan Prov.Kalimantan Barat untuk dapat menjadi informasi lengkap tentang potensi yang ada di Taman Nasional Betung Kerihun.
Tuesday, 25 February 2014
Mengenal Islam Melalui Eropa
Tuesday, February 25, 2014
No comments
B
Buku ini adalah catatan perjalanan atas sebuah pencarian. Pencarian cahaya Islam di Eropa yang kini sedang tertutup awan saling curiga dan kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun, aku merasakan hidup di suatu negara dimana Islam menjadi minoritas. Pengalaman yang makin memperkaya spiritualku untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda.
Tinggal di Eropa selama 3 tahun adalah arena menjelajah Eropa dan segala isinya. Hingga akhirnya aku menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di Venezia. Pencarianku telah mengantarkanku pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Aku tak menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam.
Eropa dan Islam. Mereka pernah menjadi pasangan serasi. Kini hubungan keduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya. Aku merasakan ada manusia-manusia dari kedua pihak yang terus bekerja untuk memperburuk hubungan keduanya.
Pertemuanku dengan perempuan muslim di Austria, Fatma Pasha telah mengajarkanku untuk menjadi bulir-bulir yang bekerja sebaliknya. Menunjukkan pada Eropa bulir cinta dan luasnya kedamaian Islam. Sebagai Turki di Austria, Ia mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya yang gagal meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini ini ia mencoba lagi dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan lebarnya senyum dan dalamnya samudra kerendahan hati.
Aku dan Fatma mengatur rencana. Kami akan mengarungi jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Dan entah mengapa perjalanan pertamaku justru mengantarkanku ke Kota Paris, pusat ibukota peradaban Eropa.
Di Paris aku bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepadaku bahwa Eropa juga adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Marion membukakan mata hatiku. Membuatku jatuh cinta lagi dengan agamaku, Islam. Islam sebagai sumber pengetahuan yang penuh damai dan kasih.
Museum Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin membuatku yakin dengan agamaku. Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa diliputi abad kegelapan. Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror atau kekerasan
Perjalananku menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada, Toledo, Sicilia dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritualku selanjutnya.
Saat memandang matahari tenggelam di Katedral Mezquita Cordoba, Istana Al Hambra Granada, atau Hagia Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari tenggelam yang aku lihat adalah jelas matahari yang sama, yang juga dilihat oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun lalu. Matahari itu menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa, menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu pengetahuan, dan menyianginya dengan kasih sayang dan toleransi antar umat beragama.
Akhir dari perjalananku selama 3 tahun di Eropa justru mengantarkanku pada titik awal pencarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkanku pada sumber kebenaran abadi yang Maha Sempurna.
Tinggal di Eropa selama 3 tahun adalah arena menjelajah Eropa dan segala isinya. Hingga akhirnya aku menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di Venezia. Pencarianku telah mengantarkanku pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Aku tak menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam.
Eropa dan Islam. Mereka pernah menjadi pasangan serasi. Kini hubungan keduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya. Aku merasakan ada manusia-manusia dari kedua pihak yang terus bekerja untuk memperburuk hubungan keduanya.
Pertemuanku dengan perempuan muslim di Austria, Fatma Pasha telah mengajarkanku untuk menjadi bulir-bulir yang bekerja sebaliknya. Menunjukkan pada Eropa bulir cinta dan luasnya kedamaian Islam. Sebagai Turki di Austria, Ia mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya yang gagal meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini ini ia mencoba lagi dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan lebarnya senyum dan dalamnya samudra kerendahan hati.
Aku dan Fatma mengatur rencana. Kami akan mengarungi jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Dan entah mengapa perjalanan pertamaku justru mengantarkanku ke Kota Paris, pusat ibukota peradaban Eropa.
Di Paris aku bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepadaku bahwa Eropa juga adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Marion membukakan mata hatiku. Membuatku jatuh cinta lagi dengan agamaku, Islam. Islam sebagai sumber pengetahuan yang penuh damai dan kasih.
Museum Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin membuatku yakin dengan agamaku. Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa diliputi abad kegelapan. Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror atau kekerasan
Perjalananku menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada, Toledo, Sicilia dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritualku selanjutnya.
Saat memandang matahari tenggelam di Katedral Mezquita Cordoba, Istana Al Hambra Granada, atau Hagia Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari tenggelam yang aku lihat adalah jelas matahari yang sama, yang juga dilihat oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun lalu. Matahari itu menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa, menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu pengetahuan, dan menyianginya dengan kasih sayang dan toleransi antar umat beragama.
Akhir dari perjalananku selama 3 tahun di Eropa justru mengantarkanku pada titik awal pencarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkanku pada sumber kebenaran abadi yang Maha Sempurna.
Menemukan Perlawanan di Sintang
Tuesday, February 25, 2014
No comments
Tak mudah menelusuri jejak perlawanan Kerajaan Sintang terhadap kolonial Hindia Belanda antara 1800 hingga sebelum 1945.
Minimnya penyimpanan arsip di Indonesia, membuat Prof Helius Sjamsuddin harus terbang ke Belanda untuk menemukan kepingan bab yang terpisah tentang Kerajaan Sintang, hingga menjadi tulisan utuh.
Sejak 2000, ketekunan Prof Helius Sjamsuddin meneliti Kerajaan Sintang berbuah hasil. Dan, terbitlah buku berjudul "Kerajaan Sintang 1822-1942".
Penerbit Ombak Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Perpustakaan, Kearsipan, dan Dokumentasi Kalimantan Barat menggelar bedah buku tersebut di aula BPKD Provinsi Kalbar, Jumat (24/1/2014). Bedah buku itu juga bekerjasama dengan Tribun Pontianak sebagai media partner.
"Saya mulai meneliti sejak tahun 2000. Selama tiga bulan bolak- balik dari Den Haag-Amsterdam. Sebelumnya disertasi saya di Belanda juga tentang Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Dalam penelitian itu, saya menemukan adanya perlawanan di Sintang," kata Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini
Thursday, 16 January 2014
Buka Sampai Malam
Thursday, January 16, 2014
No comments
Guna memenuhi amanat yang tertulis
melalui Pasal 4 UU no.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang menyebutkan bahwa
keberadaan suatu perpustakaan bertujuan untuk “memberikan
layanan kepada pemustaka (pengunjung perpustakaan), meningkatkan kegemaran
membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencer-daskan kehidupan
bangsa”; maka Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan saat
ini selalu terus berupaya untuk meningkatkan layanan guna memenuhi kebu-tuhan
masyarakat penggunanya.
Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh Perpustakaan
Provinsi Kalimantan Barat dalam meningkatkan layanan tersebut adalah dengan
menambah jam layanan. Kalau se-lama ini layanan hanya buka sampai dengan jam 5
sore (untuk hari Senin s/d Jum’at) dan sampai dengan jam 2 siang (untuk hari Sabtu
dan Minggu), maka terhitung mulai hari Se-nin, 13 Januari 2014 ini jam layanan akan ditingkatkan, yaitu :
- Senin s/d Jum’at : 08.00 s/d 22.00,
- Sabtu : 08.30 s/d 22.00
- Minggu : 08.30 s/d 17.00
catatan : - Khusus untuk layanan Anak, setiap hari layanan buka hanya sampai dengan jam 5 sore.
- Hari libur Nasional (tanggal merah),
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat tidak membuka layanan.
Koleksi buku
yang tersedia di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat selalu diusa-hakan
untuk diperkaya dengan buku-buku terbaru dan terlaris yang selama ini dijual di
toko-toko buku yang ada. Demikian juga dengan buku-buku text-book dan buku-buku
yang ba-nyak dibutuhkan oleh mahasiswa, akan selalu diupayakan untuk dipenuhi
dengan penambahan koleksi buku-buku terbitan terbaru sesuai dengan jurusan dan
fakultas yang ada di Kalimantan Barat. Adapun jenis layanan yang tersedia di Perpustakaan
Provinsi Kalimantan Barat adalah berupa :
- Layanan Sirkulasi (peminjaman &
Pengembalian Koleksi),
- Layanan buku koleksi Anak,
- Layanan buku koleksi remaja,
- Layanan koleksi Referensi
(ensiklopedi, text book, majalah, koran, tabloid, dsb)
- Layanan Koleksi Perguruan Tinggi,
- Layanan Koleksi Buku Umum,
- Layanan Perpustakaan Keliling,
- Layanan Internet gratis (tersedia 22
komputer untuk internet),
- Layanan fasilitas WiFi,